Oleh Max Lucado
Perkataan Yesus untuk kaum usahawan dan profesional yang bingung
dapat ditemukan pada Lukas 5. Petrus, Andreas, Yohanes, dan Yakobus hidup dari
mencari dan menjual ikan. Seperti nelayan lainnya, mereka bekerja pada malam
hari saat permukaan air laut sangat dingin. Dan, seperti nelayan lainnya,
mereka tahu saat-saat yang merepotkan pada malam tanpa ikan.
Saat Yesus berkotbah, mereka membersihkan jaring. Ketika kerumunan
orang semakin banyak, Yesus punya sebuah ide. Ia melihat dua perahu diikat di tepi
pantai. Para nelayan baru saja turun dari kapal itu dan sedang membasuh
jalanya. Ia naik ke perahu Petrus dan memintanya untuk menolakkan perahunya
sedikit jauh dari pantai. Ia pun duduk di sana, , menggunakan perahu untuk
mimbar, ia mengajar orang banyak (ayat 2-3).
Ia
mengklaim perahu Petrus, tanpa meminta izin terlebih dahulu. Ia langsung naik
ke perahu dan mulai mengajar.
Anda
tahu, Ia dapat melakukan itu. Semua perahu adalah milik Yesus. Perahu Anda
adalah tempat Anda menghabiskan hari Anda, bekerja untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup. Taxi yang Anda kendarai, kuda yang Anda bersihkan, kantor
yang Anda kelola, keluarga yang Anda nafkahi, itu adalah perahu Anda. Kristus
menyediakan bahu-Nya pada kita dan mengingatkan:
“Kamu mengendarai trukku.”
“Kamu
memimpin dalam ruang pengadilanku.”
“Kamu
bekerja pada tempat kerjaku.”
“Kamu
melayani rumah sakitku.”
Kepada
kita semua, Yesus berkata, “Pekerjaanmu adalah pekerjaan-Ku”
Persoalan
yang kita hadapi pada hari Rabu bagi-Nya sama pentingnya dengan persoalan yang
kita dapatkan di hari Minggu. Dia mengaburkan antara yang duniawi dan rohani.
Seorang ibu rumah tangga memasang peringatan ini di atas tempat cucian piring
di dapurnya: “Tugas ilahi dilakukan di sini, setiap hari.” Seorang eksekutif menggantung tulisan ini di
kantornya: “Mejaku adalah altarku.” Keduanya adalah benar. Dengan Tuhan,
pekerjaan kita sama pentingnya dengan ibadah kita. Pekerjaan adalah ibadah
kita.
Petrus,
sang pemilik kapal, lalu menulis: “Kamu adalah bangsa yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia” (1 Pet 2:9).
Seorang
pendeta mewakili Tuhan. Anda juga mewakili Tuhan. Jadi, “Segala sesuatu yang
kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semua itu dalam nama
Tuhan Yesus” (Kol 3:17). Anda tidak pergi ke kantor, tetapi Anda pergi ke
altar. Anda tidak pergi ke sekolah tetapi pergi ke gereja. Anda mungkin tidak
menggunakan toga seorang pendeta, tetapi Anda bisa setara dengan pendeta.
Perahu Anda adalah mimbar Allah.
Posting Komentar