Kamis, 03 Januari 2013

Pekerjaan Adalah Ibadahmu





Oleh Max Lucado

Perkataan Yesus untuk kaum usahawan dan profesional yang bingung dapat ditemukan pada Lukas 5. Petrus, Andreas, Yohanes, dan Yakobus hidup dari mencari dan menjual ikan. Seperti nelayan lainnya, mereka bekerja pada malam hari saat permukaan air laut sangat dingin. Dan, seperti nelayan lainnya, mereka tahu saat-saat yang merepotkan pada malam tanpa ikan.
Saat Yesus berkotbah, mereka membersihkan jaring. Ketika kerumunan orang semakin banyak, Yesus punya sebuah ide. Ia melihat dua perahu diikat di tepi pantai. Para nelayan baru saja turun dari kapal itu dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke perahu Petrus dan memintanya untuk menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Ia pun duduk di sana, , menggunakan perahu untuk mimbar, ia mengajar orang banyak (ayat 2-3).
Ia mengklaim perahu Petrus, tanpa meminta izin terlebih dahulu. Ia langsung naik ke perahu dan mulai mengajar.
Anda tahu, Ia dapat melakukan itu. Semua perahu adalah milik Yesus. Perahu Anda adalah tempat Anda menghabiskan hari Anda, bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Taxi yang Anda kendarai, kuda yang Anda bersihkan, kantor yang Anda kelola, keluarga yang Anda nafkahi, itu adalah perahu Anda. Kristus menyediakan bahu-Nya pada kita dan mengingatkan:
 “Kamu mengendarai trukku.”
“Kamu memimpin dalam ruang pengadilanku.”
“Kamu bekerja pada tempat kerjaku.”
“Kamu melayani rumah sakitku.”
Kepada kita semua, Yesus berkata, “Pekerjaanmu adalah pekerjaan-Ku”
Persoalan yang kita hadapi pada hari Rabu bagi-Nya sama pentingnya dengan persoalan yang kita dapatkan di hari Minggu. Dia mengaburkan antara yang duniawi dan rohani. Seorang ibu rumah tangga memasang peringatan ini di atas tempat cucian piring di dapurnya: “Tugas ilahi dilakukan di sini, setiap hari.”  Seorang eksekutif menggantung tulisan ini di kantornya: “Mejaku adalah altarku.” Keduanya adalah benar. Dengan Tuhan, pekerjaan kita sama pentingnya dengan ibadah kita. Pekerjaan adalah ibadah kita.
Petrus, sang pemilik kapal, lalu menulis: “Kamu adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia” (1 Pet 2:9).
Seorang pendeta mewakili Tuhan. Anda juga mewakili Tuhan. Jadi, “Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semua itu dalam nama Tuhan Yesus” (Kol 3:17). Anda tidak pergi ke kantor, tetapi Anda pergi ke altar. Anda tidak pergi ke sekolah tetapi pergi ke gereja. Anda mungkin tidak menggunakan toga seorang pendeta, tetapi Anda bisa setara dengan pendeta. Perahu Anda adalah mimbar Allah.

(diterjemahkan dari “From Cure for the Common Life”.) Copyright (W Publishing Group, 1998, 2001) Max Lucado

Tidak ada komentar:

Posting Komentar