Tidak mudah mengumpulkan para pengusaha karena mereka memiliki kesibukan masing-masing. Karena itu, keberhasilan pengurus KUMAS mengumpulkan lebih dari 50 pengusaha adalah prestasi yang membanggakan. Mereka rela menyisihkan waktu untuk menghadiri peluncuran majalah Gema Kreasi Indonesia di aula pertemuan GKI Samanhudi, Sabtu 12 Januari 2013.
Peluncuran
majalah ini ditandai dengan sharing kiat sukses empat pengusaha yang berjemaat
di beberapa GKI. Setelah itu, dua pembicara publik mengulas kisah sukses
mereka. Jansen Sinamo mengupas dari sisi etos bisnis dan Jahja Sunarja
mengamati dari sudut pandang strategi bisnis.
Berikut ini
kutipan kisah sukses para pengusaha:
Hendri Prabowo (Pemilik restoran “Bebek Kaleyo”)
“Saya
memulai usaha ini dengan kerja keras. Saya harus mencoba menemukan resep
sebanyak lebih dari 100 kali sebelum akhirnya mendapatkan resep yang disukai
oleh konsumen. Dalam menjalani bisnis selama enam tahun ini, saya mendapat
banyak masalah. Namun melalui berbagai masalah itulah saya justru bisa
mengalami pertolongan Tuhan yang luarbiasa. Ada satu hal pembelajaran penting
yang saya dapatkan selama mengelola usaha ini. Ketika menghadapi suatu masalah,
kita perlu menunjukkan kepada Tuhan bahwa kita mau serius dalam memecahkan
masalah itu. Ketika kita berhasil meyakinkan Tuhan bahwa kita serius, maka
Tuhan akan membukakan jalan bagi kita. Hal seperti ini berkali-kali saya alami.
Untuk itulah apa pun bidang usaha kita, asalkan kita bisa meyakinkan Tuhan bahwa
kita serius menekuninya, maka yakinlah bahwa kita akan dibuat berhasil oleh
Tuhan.”
Pak Koko (pemilik Bakmi “Gadjah Mada”)
“Bakmi Gadjah
Mada (GM) itu adalah usaha keluarga. Tahun 1971, bakmi GM sudah berkembang,
tapi belum memiliki cabang. Keluarga dari isteri saya ingin membuka cabang baru
di Jakarta Selatan. Saya mendapat tugas untuk mensurvei tempat yang akan disewa
yaitu di lantai dua di sebuah gedung bioskop. Saya melihat bahwa tempat itu
tidak cocok karena sulit untuk menaik-turunkan barang, membuang sampaj dan jika
dapur bocor maka dapat mengganggu pengguna di antai bawah. Saya menyarankan
untuk menyewa ruko. Usulan saya disetujui.
Bakmi GM
mulai berkembang. Namun pada tahun 1979, bakmi GM diterpa krisisi hebat.
Majalah Tempo menurunkan berita bahwa ada desas-desus bakmi GM menggunakan
kaldu dari bayi. Rumor ini sebenarnya tidak masuk akal, tapi kebanyakan orang
senang pada sensasi. Akibatnya pengunjung restoran menurun drastis. Meski
demikian, saya dan isteri tidak kehilangan pengharapan. Sebelum berhembus isu
itu, kami sering mengadakan persekutuan doa di restoran. Berkat adanya
persekutuan itulah kami tetap bisa bertahan ketika krisis terjadi.
Kami
memiliki keyakinan bahwa Allah bekerja di setiap perkara. Pasti ada hal baik
yang akan alami di balik krisis ini. Waktu itu mertua saya belum mengenal
Kristus secara pribadi. Dia pergi ke tempat ibadah keyakinan lain untuk meminta
petunjuk. Tokoh spiritual yang didatangi bercerita bahwa melalui mata rohaninya
dia melihat bahwa outlet kami yang berada di Jakarta Selatan dikelilingi oleh
sinar yang kuat. Saya yakin bahwa sinar itu adalah perlindungan dari Tuhan.
Setelah 6
bulan, kami berhasil melewati krisis. Saya bersyukur karena pada masa-masa
sulit itu teman-teman seiman banyak mendukung kami. Contohnya jemaat GKI
Samanhudi tidak percaya pada isu ini. Mereka mengundang kenalan-kenalan untuk
makan di restoran kami. Dengan begitu, perlahan-lahan masyarakat percaya bahwa
isu itu hanya isapan jempol belaka. Pujin Tuhan, usai krisis itu berlalu,
restoran ini mengalami perkembangan pesat. Saat ini kami sudah memiliki 25
gerai bakmi GM. Setiap gerai, kami mempekerjakan sekitar 50 karyawan.”
Uripto Wijaya (pendiri Galva)
Saya
memulai usaha setelah saya berhenti sekolah di Pahoa. Usaha pertama saya adalah
sebagai tukang solder. Saya menyambung komponen radio yang diputus oleh bala
tentara Jepang supaya tidak bisa menerima siaran dari luar negeri. Usaha itu
kemudian berkembang hingga seperti sekarang ini.
Secara
umum, keberhasilan usaha kami ini tidak begitu luar biasa. Ada banyak
perusahaan lain yang omzetnya jauh lebih besar. Saya hanya ingin membagikan
satu hal yang menjadi kekuatan kami yaitu kesetiaan karyawan. Rata-rata
karyawan yang bekerja di tempat kami tidak banyak yang pindah-pindah kerja.
Banyak yang memulai pekerjaan di Galva, dan kemudian pensiun tetap Galva.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena saya memperhatikan kesejahteraan mereka. Jika
kita memperhatikan kebutuhan karyawan dan memperlakukan karyawab dengan baik,
maka mereka akan membaalasnya dalam bentuk loyalitas. Sebagai contoh,
perusahaan kami memberikan gaji sebanyak 14 bulan dalam setahun. Itu adalah
aturan normatif dan banyak perusahaan lain yang melakukannya. Akan tetapi yang
tidak banyak dilakukan oleh perusahaan lain adalah pembagian keuntungan
perusahaan. Setiap tahun kami membagikan keuntungan perusahaan kepada karyawan
dengan persentase tertentu. Jika laba naik, maka kesejahteraan karyawan
meningkat. Dengan cara ini maka karyawan didorong untuk bekerja produktif.
Selain
gaji, di perusahaan kami juga ada koperasi karyawan. Awal mulanya, saya melihat
bahwa gaji karyawan itu habis di tengah bulan karena digunakan untuk membayar
hutang di toko kelontong. Karena berhutang, maka harga yang harus mereka
bayarkan menjadi lebih tinggi. Karena itulah saya memberi modal untuk pembukaan
koperasi karyawan. Koperasi ini menyediakan kebutuhan pokok. Karyawan boleh
berhutang tanpa bunga yang memberatkan. Sekarang, koperasi ini berkembang
dengan baik, bahkan sudah menyamai minimarket. Kami juga menyediakan perumahan
dan jaminan kesehatan bagi karyawan. Pada intinya, saya telah mengangkat
karyawan sebagai bagian dari keluarga saya. Hal inilah yang membuat Galva dapat
berkembang sampai sekarang ini.
+ komentar + 1 komentar
Halo, Saya Irham dari Greenpack.
Untuk Anda yang pengusaha bakmie, saya ingin menawarkan Kemasan Makanan food grade yang sudah terbukti akan kualitasnya.
Posting Komentar