Selasa, 30 April 2013

Peluncuran Majalah Gema Kreasi Indonesia


Tidak mudah mengumpulkan para pengusaha karena mereka memiliki kesibukan masing-masing. Karena itu, keberhasilan pengurus KUMAS mengumpulkan lebih dari 50 pengusaha adalah prestasi yang membanggakan. Mereka rela menyisihkan waktu untuk menghadiri peluncuran majalah Gema Kreasi Indonesia di aula pertemuan GKI Samanhudi, Sabtu 12 Januari 2013.
Peluncuran majalah ini ditandai dengan sharing kiat sukses empat pengusaha yang berjemaat di beberapa GKI. Setelah itu, dua pembicara publik mengulas kisah sukses mereka. Jansen Sinamo mengupas dari sisi etos bisnis dan Jahja Sunarja mengamati dari sudut pandang strategi bisnis.
Berikut ini kutipan kisah sukses para pengusaha:


Hendri Prabowo (Pemilik restoran “Bebek Kaleyo”)
“Saya memulai usaha ini dengan kerja keras. Saya harus mencoba menemukan resep sebanyak lebih dari 100 kali sebelum akhirnya mendapatkan resep yang disukai oleh konsumen. Dalam menjalani bisnis selama enam tahun ini, saya mendapat banyak masalah. Namun melalui berbagai masalah itulah saya justru bisa mengalami pertolongan Tuhan yang luarbiasa. Ada satu hal pembelajaran penting yang saya dapatkan selama mengelola usaha ini. Ketika menghadapi suatu masalah, kita perlu menunjukkan kepada Tuhan bahwa kita mau serius dalam memecahkan masalah itu. Ketika kita berhasil meyakinkan Tuhan bahwa kita serius, maka Tuhan akan membukakan jalan bagi kita. Hal seperti ini berkali-kali saya alami. Untuk itulah apa pun bidang usaha kita, asalkan kita bisa meyakinkan Tuhan bahwa kita serius menekuninya, maka yakinlah bahwa kita akan dibuat berhasil oleh Tuhan.”

Pak Koko (pemilik Bakmi “Gadjah Mada”)
“Bakmi Gadjah Mada (GM) itu adalah usaha keluarga. Tahun 1971, bakmi GM sudah berkembang, tapi belum memiliki cabang. Keluarga dari isteri saya ingin membuka cabang baru di Jakarta Selatan. Saya mendapat tugas untuk mensurvei tempat yang akan disewa yaitu di lantai dua di sebuah gedung bioskop. Saya melihat bahwa tempat itu tidak cocok karena sulit untuk menaik-turunkan barang, membuang sampaj dan jika dapur bocor maka dapat mengganggu pengguna di antai bawah. Saya menyarankan untuk menyewa ruko. Usulan saya disetujui.
Bakmi GM mulai berkembang. Namun pada tahun 1979, bakmi GM diterpa krisisi hebat. Majalah Tempo menurunkan berita bahwa ada desas-desus bakmi GM menggunakan kaldu dari bayi. Rumor ini sebenarnya tidak masuk akal, tapi kebanyakan orang senang pada sensasi. Akibatnya pengunjung restoran menurun drastis. Meski demikian, saya dan isteri tidak kehilangan pengharapan. Sebelum berhembus isu itu, kami sering mengadakan persekutuan doa di restoran. Berkat adanya persekutuan itulah kami tetap bisa bertahan ketika krisis terjadi.
Kami memiliki keyakinan bahwa Allah bekerja di setiap perkara. Pasti ada hal baik yang akan alami di balik krisis ini. Waktu itu mertua saya belum mengenal Kristus secara pribadi. Dia pergi ke tempat ibadah keyakinan lain untuk meminta petunjuk. Tokoh spiritual yang didatangi bercerita bahwa melalui mata rohaninya dia melihat bahwa outlet kami yang berada di Jakarta Selatan dikelilingi oleh sinar yang kuat. Saya yakin bahwa sinar itu adalah perlindungan dari Tuhan.
Setelah 6 bulan, kami berhasil melewati krisis. Saya bersyukur karena pada masa-masa sulit itu teman-teman seiman banyak mendukung kami. Contohnya jemaat GKI Samanhudi tidak percaya pada isu ini. Mereka mengundang kenalan-kenalan untuk makan di restoran kami. Dengan begitu, perlahan-lahan masyarakat percaya bahwa isu itu hanya isapan jempol belaka. Pujin Tuhan, usai krisis itu berlalu, restoran ini mengalami perkembangan pesat. Saat ini kami sudah memiliki 25 gerai bakmi GM. Setiap gerai, kami mempekerjakan sekitar 50 karyawan.”


Uripto Wijaya (pendiri Galva)

Saya memulai usaha setelah saya berhenti sekolah di Pahoa. Usaha pertama saya adalah sebagai tukang solder. Saya menyambung komponen radio yang diputus oleh bala tentara Jepang supaya tidak bisa menerima siaran dari luar negeri. Usaha itu kemudian berkembang hingga seperti sekarang ini.
Secara umum, keberhasilan usaha kami ini tidak begitu luar biasa. Ada banyak perusahaan lain yang omzetnya jauh lebih besar. Saya hanya ingin membagikan satu hal yang menjadi kekuatan kami yaitu kesetiaan karyawan. Rata-rata karyawan yang bekerja di tempat kami tidak banyak yang pindah-pindah kerja. Banyak yang memulai pekerjaan di Galva, dan kemudian pensiun tetap Galva. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena saya memperhatikan kesejahteraan mereka. Jika kita memperhatikan kebutuhan karyawan dan memperlakukan karyawab dengan baik, maka mereka akan membaalasnya dalam bentuk loyalitas. Sebagai contoh, perusahaan kami memberikan gaji sebanyak 14 bulan dalam setahun. Itu adalah aturan normatif dan banyak perusahaan lain yang melakukannya. Akan tetapi yang tidak banyak dilakukan oleh perusahaan lain adalah pembagian keuntungan perusahaan. Setiap tahun kami membagikan keuntungan perusahaan kepada karyawan dengan persentase tertentu. Jika laba naik, maka kesejahteraan karyawan meningkat. Dengan cara ini maka karyawan didorong untuk bekerja produktif.
Selain gaji, di perusahaan kami juga ada koperasi karyawan. Awal mulanya, saya melihat bahwa gaji karyawan itu habis di tengah bulan karena digunakan untuk membayar hutang di toko kelontong. Karena berhutang, maka harga yang harus mereka bayarkan menjadi lebih tinggi. Karena itulah saya memberi modal untuk pembukaan koperasi karyawan. Koperasi ini menyediakan kebutuhan pokok. Karyawan boleh berhutang tanpa bunga yang memberatkan. Sekarang, koperasi ini berkembang dengan baik, bahkan sudah menyamai minimarket. Kami juga menyediakan perumahan dan jaminan kesehatan bagi karyawan. Pada intinya, saya telah mengangkat karyawan sebagai bagian dari keluarga saya. Hal inilah yang membuat Galva dapat berkembang sampai sekarang ini.

1 komentar:

  1. Halo, Saya Irham dari Greenpack.
    Untuk Anda yang pengusaha bakmie, saya ingin menawarkan Kemasan Makanan food grade yang sudah terbukti akan kualitasnya.

    BalasHapus