Judul Buku: The Chinese Ethos
Penulis:
Jansen Sinamo, Eben Ezer Siadari
Penerbit:
Institut Darma Mahardika
Tahun terbit
: 2013
Tebal: 382
halaman
Peresensi:
Sylvana Toemon
Cina telah menunjukkan kekuatannya di Asia, bahkan di
dunia. Kekuatan ekonomi dunia mulai bergeser dari barat ke timur.
Lembaga-lembaga keuangan papan atas yang kolaps dan krisis di zona Euro,
membuat kedudukan Cina makin kokoh secara politik dan ekonomi. Cina, yang
berpuluh tahun lalu dikenal karena penduduknya yang kebanyakan miskin, berhasil
mengangkat harkat bangsanya dengan mengentaskan ratusan juta penduduknya dari
kemiskinan.
Kebangkitan Cina di kancah dunia saat ini tak terlepas
dari reformasi Deng Xiaoping pada tahun 1978. Masa ini dibagi menjadi 2 tahap
yang sangat berpengaruh pada pembangunan Cina, yaitu tahap awal dibuka untuk
investasi asing, kemudian dilanjutkan dengan privatisasi besar-besaran untuk
aneka industri dalam negeri. Sektor swasta berkembang pesat.
Yang membuat Cina berbeda dengan negara lain adalah
tetap kuatnya peranan negara, dan terus menguat, dalam memimpin dan
mengendalikan reformasi negeri itu. Negara terus menunjukkan kehadirannya dalam
setiap kegiatan, sementara di negara lain, pemerintahnya justru kehilangan kendali.
Kemajuan Cina ini tak hanya berakar pada reformasi
Deng Xiaoping, namun berakar jauh ke ribuan tahun silam dalam sejarah panjang
Bangsa Cina. Peradaban Cina telah mempengaruhi dunia. Bahkan, Nabi Muhammad SAW
pernah bersabda, “Carilah ilmu sampai ke Negeri Cina.”
Cina dengan peradabannya yang membentang sangat
panjang, dikenal juga dengan tradisi revolusioner yang mewarnai perjalanan
sejarahnya. Tradisi mandat langit sebagai legitimasi bagi setiap kaisar, juga
diartikan sebagai sesuatu yang tidak permanen
pada setiap kaisar. Artinya, penguasa bisa kehilangan kekuasaannya bila rakyat
menganggap penguasa tak layak memegang mandat itu. Maka terjadilah pergantian
dinasti yang memerintah Cina, yang diawali dengan revolusi.
Selain
pergantian penguasa dengan revolusi, sejarah panjang Cina juga diwarnai dengan
guru-guru bijaksana yang ajarannya turut mempengaruhi kehidupan bangsa Cina.
Konfusius, Lao Zi dan Siddharta Gautama, masing-masing memberi pengaruhnya
tersendiri. Di kemudian hari, ajaran-ajaran mereka banyak yang berasimilasi
membentuk cara hidup dan etos bangsa Cina.
Jansen Sinamo, sang guru etos, yang telah menulis
buku 8 Etos Kerja Profesional menerjemahkan etos bangsa Cina dalam 8 bingkai
etos tersebut. Etos adalah pandangan hidup yang khas pada suatu golongan sosial
atau bangsa. Namun, etos bukan hanya semangat atau keyakinan yang khas, Etos
lebih dilihat pada wujud positifnya dalam bentuk perilaku individual dan
komunal.
Etos
kerja orang Cina ini terbawa pada semua keturunannya di seluruh dunia. Bangsa
Cina tak lagi hanya berkewarganegaraan Cina. Mereka bermigrasi ke berbagai
daerah, termasuk juga ke Indonesia. Anggapan bahwa bangsa Cina semuanya pedagang adalah keliru. Ini tampaknya sangat dipengaruhi oleh dunia
bisnis yang menjadi lapangan kerja utama etnik Cina di Indonesia. Yang benar,
bangsa Cina adalah pekerja keras. Hal ini tidak hanya terjadi pada orang kaya
yang menolak pensiun dari bisnisnya, tapi juga warga
paling miskin yang berjuang untuk sesuap nasi.
Melalui
buku ini, kita dapat mempelajari sejarah dan budaya Cina, sekaligus juga etos
hidupnya. Etos yang menjadi “rahasia” keberhasilan etnis Cina di banyak bidang,
di seluruh dunia. “Rahasia” ini dijelaskan oleh penulis dengan contoh dan
ilustrasi dengan bahasa yang mudah dimengerti. Buku ini juga memiliki
keterkaitan yang saling melengkapi dengan buku 8 Etos Kerja Profesional yang
juga ditulis oleh Jansen Sinamo. Buku ini sangat layak dibaca untuk menambah
wawasan dan menjadi referensi bagi etos kita sendiri. {ST}
Posting Komentar