Headlines News :
Home » » Melayani dalam Bisnis

Melayani dalam Bisnis

Written By Purnawan Kristanto on Jumat, 26 April 2013 | 05.42


Sigit Budi Darmawan
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23).

Kebanyakan orang Kristen sering memandang dunia bisnis sebagai dunia kotor”, yang penuh dengan trik tipuan. Secara tegas, pandangan ini membagi  kehidupan orang Kristen ke dalam wilayah sakral dan sekuler. Konsekuensi dan implikasi dari pandangan ini sangat luas. Bukan saja karena ruang lingkup dan gerak orang Kristen yang semakin dipersempit, tetapi juga mengaburkan dan mendangkalkan makna dunia bisnis. Dunia bisnis dipandang ibarat sebuah aktivitas tanpa makna dan tidak berkorelasi dengan panggilan kristiani.
 Inilah kesalahan cara pandang tersebut. Banyak orang menempatkan dunia bisnis ke dalam wilayah yang ”terisolasi” dari iman Kristen. Hal ini berarti membiarkan dunia bisnis berjalan sesuai hukum-hukum yang berlaku di dalamnya. Tidak ada infiltrasi iman yang mengarahkan agar bisnis dikelola sebagaimana mestinya dan bahkan bisa menyejahterakan manusia.
Konsekuensinya tentu saja sebuah ”kemunafikan.” Kemunafikan dari orang-orang Kristen yang berlaku suci di akhir pekan, tetapi kotor di hari biasa. Iman dan bisnis benar-benar menjadi dua hal yang terpisah sama sekali.
 Hakikat Bekerja
 ”TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu” (Kejadian 2:15).
Bekerja adalah sebuah karunia dan panggilan. Bekerja melekat dan hakiki dalam jiwa manusia sejak ia diciptakan, yaitu untuk mengusahakan dan memelihara taman (Eden). Manusia diberi kuasa dan tanggung jawab oleh Allah untuk mengelola (doing business). Karena itu bekerja, apapun bentuk dan kegiatannya, adalah sebuah tanggung jawab kepada Tuhan.  Inilah filosofi dasar dari bekerja.
Memahami konsep bekerja yang terintegrasi ini akan membuat kita berpikir, bagaimana mengelola bisnis dalam perspektif panggilan Kristiani? Persoalan-persoalan yang bersifat etis dan praktis dalam dunia bisnis memang perlu diteropong dalam pergumulan iman Kristiani, agar kedua hal tersebut menciptakan keselarasan.

Setiap Pekerjaan adalah Pekerjaan Allah
Paul Stevens dalam bukunya Doing the God’s Business mengatakan, setiap pekerjaan (termasuk bisnis) adalah pekerjaan Allah’ dan karenanya memiliki nilai-nilai yang bersifat hakiki. Kriteria dari ‘pekerjaan Allah’ tersebut adalah:

Pertama, pekerjaan itu harus disesuaikan dengan mandat Allah, yaitu; menjaga, mengembangkan, dan memelihara potensi penciptaan. Setiap pekerja (termasuk pebisnis) harus mencipta, menjaga, mengembangkan, dan melestarikan seperti pekerjaan Allah. Pekerja atau pebisnis yang menjalankan pekerjaan dan bisnisnya dengan merusak lingkungan, menurunkan kualitas hidup manusia, tidak berinovasi ke arah kualitas yang lebih baik, adalah pekerja yang tidak melakukan pekerjaan Allah.
Kedua, pekerjaan itu harus disesuaikan dengan rencana Allah, yaitu menciptakan manusia yang utuh. Manusia yang utuh adalah manusia yang memiliki relasi dengan Pencipta dan sesama. Pekerja atau pebisnis yang menjalankan pekerjaannya dengan mengutamakan penghargaan pada eksistensi dan kepribadian orang lain, me”manusiakan” (jawa: nge-wong-ke) orang lain, mengembangkan kualitas hidup dan kemampuan orang lain, mendorong keharmonisan relasi antar pekerja adalah pekerja atau pebisnis yang melakukan pekerjaan Allah.
Ketiga, pekerjaan itu harus berdasarkan kebajikan. Iman, pengharapan, dan kasih adalah dasar-dasar kebajikan. Pekerjaan atau bisnis seharusnya memberikan harapan akan kehidupan yang lebih baik bagi orang lain. Bukan saja harapan akan kesejahteraan hidup, tetapi juga harapan pada peningkatan kualitas fisik, mental dan spiritual bagi pekerja, rekan kerja, pelanggan dan masyarakat yang menggunakan produk atau jasa kita.
Keempat, pekerjaan itu harus memiliki nilai kekekalan. Pekerjaan yang bernilai kekal adalah pekerjaan yang dilakukan dengan prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan. Ada transparansi (baca: kejujuran), akuntabilitas, integritas, etika kerja atau etika bisnis dan sebagainya. Hanya bisnis atau pekerjaan yang dikelola dengan prinsip-prinsip ilahi-lah yang bisa memenuhi tanggung jawab kita sebagai pemegang mandat Allah dalam dunia bisnis.

Bagaimana Melayani dalam Bisnis?
Melayani dalam bisnis haruslah diletakkan dalam kerangka bekerja berdasarkan prinsip: mengasihi Allah, diri sendiri, dan sesama.
Prinsip mengasihi Allah adalah menjalankan bisnis sebagai persembahan kepada Allah. Pebisnis atau pekerja yang mengasihi Allah adalah mereka yang menjaga integritas dan kebenaran serta menjujung tinggi etika bisnis dan etika kerja. Tidak ada tempat bagi korupsi (uang, waktu, jabatan dan sebagainya) dan suap. Mereka adalah orang yang selalu bisa mempertanggungjawabkan kualitas pekerjaan sesuai dengan aturannya dan kode etik bisnis yang bersih.
Pebisnis atau pekerja yang mengasihi sesama adalah mereka yang menolong orang lain menjadi lebih produktif,  menciptakan peluang kerja; melayani pekerja; mendorong motivasi dan kreativitas pekerja, menjalankan kepemimpinan yang mengasihi karyawan dan pekerja, dan sebagainya. Sedangkan pebisnis atau pekerja yang mengasihi diri sendiri akan berusaha agar pekerjaan atau bisnisnya dijalankan secara profesional sehingga menghasilkan laba yang optimal untuk kesejahteraan dirinya dan orang lain.
Tanggung jawab dan panggilan melayani dalam bisnis bukan semata-mata agar proses pengelolaan bisnis sejalan dengan etika kristen dan etika bisnis secara umum. Berbisnis juga berarti mengupayakan kesadaran mandat Allah pada lingkungan dan masyarakat. Hal ini dimulai dari upaya-upaya kecil sampai gagasan besar. Intinya, bisnis bisa dikelola dan menjadi berkat bagi diri sendiri, karyawannya bahkan masyarakat. Di sinilah tantangannya!

Penulis adalah pekerja profesional di perusahaan multinasional, Praktisi manajemen dan pegiat di Forum Kajian Strategis (Forkastra) dan Entrepreneurship Center, Penyuka seni dan fotografi.
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Majalah Gema Kreasi Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger