Sabtu, 26 Januari 2013

Peluang Bisnis Waralaba



Waralaba dapat menjadi solusi untuk percepatan ekspansi sebuah merek dan pada akhirnya memperbesar pundi-pundi pemilik merek. Itu adalah salah satu keuntungan bisnis waralaba yang disampaikan oleh Utomo Nyoto, seorang konsultan waralaba, pada seminar Meraih Peluang Bisnis Waralaba” di GKI Dipo, Surabaya.
“Lihatlah apotik K-24 yang merembet dengan cepat ke pelosok-pelosok daerah. Seandainya tidak diwaralabakan maka K-24 tidak memiliki cukup modal untuk membuka gerai sebanyak seperti sekarang ini,” lanjut Utomo yang juga menjadi konsultan yang bagi  K-24, de boliva, boncafe, dan rodalink ini.
Di dalam bisnis terdapat dua pemain pokok, yaitu franchisor (penjual waralaba) dan franchisee (pembeli waralaba). Keduanya sama-sama pelaku bisnis mandiri, namun karena franchisor telah memiliki pengalaman yang lebih dahulu, maka dia menawarkan kelebihannya itu kepada franchisee. Tidak menutup kemungkina, seiring dengan waktu, pengalaman keduanya akan sebanding.

 

Bagi calon pembeli waralaba, Utomo Nyoto memberikan tips-tips sederhana agar dapat mengendalikan resiko investasi. Utomo menyarankan agar calon pembeli memilih merek yang terkenal karena sudah memiliki potensi pasar yang potensial. Selanjutnya calon pembeli perlu menelisik apakah penjual waralaba itu memiliki produk berkualitas yang dipercaya oleh konsumen atau tidak. Di samping itu yang tidak kalah pentingnya adalah adanya standarisasi produk,” papar Nyoto Utomo. Dia memberikan ilustrasi berupa produk waralaba Mc Donals, yang memiliki rasa dan standar pelayanan sama di tiap gerainya karena sudah memiliki standar baku.
Lantas apakah bisnis waralaba bisa merugi? “Tentu saja bisa,” tegas Utomo Nyoto. Sebagaimana bisnis lain, waralaba pun berpotensi mendalami kerugian. Selain itu masih ada risiko lain yang perlu diwaspadai yaitu penipuan berkedok waralaba. Itu sebabnya, calon pembeli perlu banyak bertanya untuk mendapatkan penjelasan sedetail mungkin dari pemilik waralaba.
Utomo Nyoto juga menjelaskan bahwa bisnis penjual waralaba tidaklah harus selalu bermodal besar. Dengan modal yang kecil dan usaha yang sama, beberapa pengusaha dapat mendirikan sebuah merek yang kemudian dijual sebagai usaha waralaba. Laundry  Zone adalah satu contohnya. Pada mulanya adalah beberapa individu yang bergerak dalam usaha jasa cuci kiloan dengan merek sendiri-sendiri. Mereka lalu bergabung untuk mendirikan merek baru yakni Laundry Zone, yang selanjutnya dijual sebagai bisnis waralaba.
Selain penjual dan pembeli, masih ada peluang bisnis di bidang waralaba yaitu sebagai pemasok. Contohnya adalah salah seorang jemaat di gki Diponegoro yang menjadi pemasok  pada waralaba hoka-hoka bento. Dengan menjadi supplier pada produk waralaba, tentunya pendapatan akan berlipat ganda karena semua gerai diharuskan mengambil dari supplier yang telah direkomendasikan oleh pihak franchisor. (Tri Hajar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar