Oleh: Tony Silitonga
Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu
(Roma 12:2)
Dua orang
mahasiswa di Moorhead, Minnesota, membuat lukisan pada dinding luar ruang
asrama mereka. Menurut berita di USA Today, lukisan mereka itu menunjukkan
sekelompok ikan yang berenang searah kecuali satu ekor ikan yang menuju ke arah
yang berlawanan.
Ikan yang
satu itu dimaksudkan sebagai simbol kuno untuk Kristus. Pada lukisan itu
tertulis “Berjalan melawan arus”. Melihat lukisan itu, pejabat universitas
berpendapat bahwa lukisan tersebut dapat menyinggung perasaan orang-orang
nonkristiani. Ia lalu memerintahkan para mahasiswa untuk mengecat ulang dinding
itu.
Di dalam
ketaatan kepada Tuan kita, kita pun harus bersedia menentang arus dari
masyarakat kita. Apabila kita mengikuti Yesus, maka tujuan, nilai, dan
kebiasaan kita seharusnya berbeda dari orang-orang yang bukan kristiani. Itulah
keadaan pada abad pertama ketika para penyembah berhala menjadi bingung dan
dianggap salah menurut gaya hidup orang-orang kristiani. Petrus menulis, “Sebab
itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama- sama
mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu”
(1 Petrus 4:4).
Apabila
kita berbaris menurut entakan penabuh drum yang berbeda, tentu saja langkah
kita tidak akan serempak dengan aspek tertentu dalam masyarakat. Hal ini tentu
saja membutuhkan keyakinan, keberanian, dan sopan santun. Tetapi dengan
anugerah Allah yang memampukan, kita dapat menjadi berbeda secara efektif
—Vernon Grounds
APABILA
KITA BERJALAN BERSAMA TUHAN
KITA TIDAK
AKAN MELANGKAH SEREMPAK DENGAN DUNIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar